Selasa, 15 Januari 2013

PENTINGNYA LANDASAN PENDIDIKAN YANG KUAT MENUJU PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS


Untuk mendapatkan pendidikan yang kokoh dan berkualitas harus dimulai dari landasan pendidikan yang kuat. Pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika landasan tidak kuat atau tidak utuh.
Landasan pendidikan ibarat pondasi dasar untuk membangun  pendidikan  sesuai kearah yang dicita-citakan bangsa tentu kita tidak ingin mencetak generasi penerus hanya dengan berpedoman pada nilai yang dihasilkan saja. Nilai hanya menunjukan kuantitatif dari hasil pencapaian belajar, tetapi tidak bisa dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan karena kualitas pendidikanlah yang menjadi indikator utama. Jadi, perlu upaya penetapan landasan pendidikan yang kokoh supaya tujuan pendidikan bisa tercapai.
Keberlangsungan Negara kesatuan Indonesia, secara tidak langsung menjadi tanggung jawab para generasi penerus yang duduk di berbagai tingkatan dan jenjang pendidikan, baik tingkat dasar maupun jenjang pendidikan tinggi karena merekalah yang akan menjadi penerus lajunya perkembangan bangsa ini. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan selayaknya dilakukan secara serempak pada setiap sektor dan komponen serta dilakukan oleh berbagai pihak yang berperan dalam dunia pendidikan. Akan tetapi bila memperhatikan kemampuan pemerintah dan aspek-aspek lainnya, peningkatan kualitas pendidikan dengan cara serempak seperti itu tampaknya sulit dilakukan, kecuali secara berangsur dan memperhatikan skala prioritas. Misalnya dengan memfokuskan pada jenjang pendidikan dasar.
Dengan tidak mengurangi arti dan pentingnya jalur dari jenjang pendidikan lain, pendidikan dasar khususnya sekolah dasar memiliki posisi yang strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dikatakan demikian  karena, sekolah dasar merupakan landasan atau pondasi bagi tingkatan pendidikan selanjutnya. Sekolah dasar yang berkualitas, tentunya akan menjadi landasan yang kuat bagi tingkatan pendidikan selanjutnya, baik pendidikan menengah maupun tinggi. Secara khusus peranan pendidikan dasar dirumuskan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 bahwa pendidikan dasar bertujuan meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut ( Syaodih, 2007:2). Oleh karena itu, para siswa perlu di bekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang cukup memadai agar mereka dapat hidup di tengah-tengah masyarakat secara bermartabat. Pengetahuan, keterampilan dan sikap tersebut dapat diperoleh melalui aktivitas pembelajaran yang bermakna maupun aktivitas-aktivitas lainnya, misalnya aktivitas secara mandiri yakni dengan kegiatan membaca yang dilakukan secara terus menerus. Untuk membentuk landasan pendidikan yang kuat menuju pendidikan yang berkualitas harus mengetahui :

A.    Pengertian Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang yaitu:
Ø  Pendidikan berwujud sebagai suatu sistem
Pendidikan dipandang sebagai keseluruhan gagasan terpadu yang mengatur usaha-usaha sadar untuk membina seseorang mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
Ø  Pendidikan berwujud sebagai suatu proses
Pendidikan dipandang sebagai pelaksana usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam rangka mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
Ø  Pendidikan berwujud sebagai hasil
Pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah proses pendidikan berlangsung.

Sedangkan menurut beberapa para ahli untuk melihat degan jelas apa makna pendidikan dan makna pengajaran sebagai berikut:  
1.    Lengeveld
Memberikan bahwa pendidikan adalah usaha mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan yang bertuju pada kedewasaan anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.


2.    Dewey
Pengertian yang di ungkapkan Dewey menekankan bahwa kegiatan pendidikan pada hakikatnya adalah proses pengalaman, teapi pengalaman ini harus mengarahkan peserta didik kepada pertumbuhan batin, sehingga dengan pertumbuhan batin ini mereka dapat eksis di tengah-tengah lingkungannya dengan berbagaia tantangan dan permasalahan yang dihadapi tanpa harus tergantung pada orang lain.
3.    Crow & Crow
Crow memberiakan batasan pengertian pendidikan adalah pengalaman yang memberikan pengertian, insight dan penyesuaian bagi peserta didik sehingga dia dapat berkembang.

B.     Unsur-unsur Pendidikan

Keberhasilan dalam melaksanakan proses pendidikan tidak hanya ditentukan oleh pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan dalam konteks proses pembelajaran, tetapi juga harus didukung dengan pemahaman yang mendalam tentang komponen-kompenan atau unsur-unsur pendidikan.
            Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Unsur peserta didik
2.      Unsur pendidik
3.      Interaksi (peseta didik dengan pendidik)
4.      Materi/isi pendidikan
5.      Lingkungan

1.      PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah subjek didik, dia bukan hanya sekedar objek pendidikan yang siap diisi dengan ilmu pengetahuan dari otak guru seperti halnya sebuah botol yang siap diisi dengan air hingga penuh.
Beberapa ciri khas seorang peserta didik yang perlu mendapatkan perhatian dan pemahaman yang baik  dari seorang peserta didik adalah sebagai berikut :
a.       Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik
b.      Individu yang sedang berkembang
c.       Individu yang memburuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
            Dalam perspektif UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, ditegaskan peserta didik mempunyai hak untuk :
a.    Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya masing-masing dan dianjurkan oleh pendidik yang seagama
b.    Mendapatkan pelayanan pendidikan sesai dengan bakat, minat dan kemampuannya
c.    Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi
d.   Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang tidak mampu
e.    Pindah keprogram pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara
f.     Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan
g.    Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

2.      PENDIDIK
     Yang dimaksud dengan pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan pesrta didik baik dalam arti pertumbuhan dan perkembangan kognitif, apektif, maupun keterampilan.
            Pengertian menurut UU ini tampaknya membatasi pada pendidik dalam arti sistem persekolahan atau pendidik dalm arti konsep pembelajaran atau pengajaran. Disisi lain pendidik juga harus memiliki kewibawaan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Lengeveld mengemukakan ada 3 hal pembentukan kewibawaan, yaitu : kepercayaan(percaya diri sendiri dan percaya bahwa peserta didik bagaimana pun keadaanya dapat di didik), kasih sayang yaitu adil dalam kasih sayang terhadap semua peserta didik(tidak ada anak emas atau sebagainya), kemampuan(yaitu kemampuan pendidik dalam mengembangkan diri baik menyangkut kemampuan pengusaan materi bahan ajar maupun kemampuan dalam melaksanakan prosedur dan pendekatan proses pembelajaran).



3.      INTERAKSI PESERTA DIDIK DENGAN PENDIDIK
            Interaksi antara pendidik dengan peserta didik, merupakan unsur sentral dalam proses pembelajaran. Keberhasilan interaksi yang baik dalam proses pembelajaran akan menentukan keberhasilan peserta didik dalam menguasai apa yang diberikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pendidik harus memiliki kemampuaan komunikasi dalam berinteraksi, ini berarti  kemampuan dalam menggunakan metode komunikasi dengan siswa.

4.      MATERI / ISI PENDIDIKAN
Materi yang akan disampaikan dalam proses pendidikan, sebenarnya adalah pesan yang akan disampaikan dalam proses  komunikasi dengan peserta didik.  Penguasaan yang mantap terhadap materi yang akan diajarkan akan menumbuhkan hasil percaya diri pendidik dan menumbuhkan gairah serta minat guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Penguasaan materi menjadi sangat penting dilihat dari beberapa hal seperti :
1.      Tingkat aktualitas materi
2.      Kedalaman materi dan keluasan materi
3.      Keterkaitan materi dengan berbag ai aspek lainnya

5.      LINGKUNGAN
     Lingkungan sangat besar memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik. Lingkungan ini dapat terjadi dilingkungan keluarga,sekolah, maupun masyarakat. Oleh sebab itu agar terjadi proses pendidikan yang baik harus dipersiapakan lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan.
Pentingnya faktor lingkungan dalam mempengaruhi pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan pribadi ini juga terungkap dari penjelasan Dolet Unaradjan (2003) bahwa pertumbuhan dan perkembangan pribadi dimungkinkan oleh potensi-potensi intern dan kondisi ekstern setiap manusia yaitu lingkungan manusia yang ada disekitar.

C.    Bentuk-bentuk Landasan Pendidikan

Dalam rangka penyelenggaraan proses kependidikan dimasyarakat, baik itu pendidikan dalam jalur sekolah (formal) maupun pendidikan diluar sekolah (informal dan non informal) harus dilandasi oleh suatu pedoman dasar agar proses pendidikan tersebut tidak salah arah. Pedoman dasar inilah yang kita sebut dengan landasan pendidikan.
Ada beberapa landasan pendidikan yang perlu dipertimbangkan dan dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan proses pendidikan, tanpa mempertimbangkan landasan tersebut dalam praktiknya dapat menyebabkan hasil pendidikan yang tidak optimal atau bahkan bisa jadi proses pendidikan tersebut akan gagal mencapai tujuan yang diinginkan. Landasan-landasan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Landasan Pendidikan Psikologis
Psikologis adalah suatu ilmu yang mempelajari atau mengkaji jiwa, mental manusia dalam wujud tingkah laku ataun perbuatan, jadi psikologi memiliki objek materi kajiannya adalah manusia sedangkan objek formal kajiannya adalah perilaku atau tingkah laku. Dalam hal ini psikologi berusaha menggali apa yang diperbuat (aktivitas fisik) oleh seseorang dan mengapa ia berbuat (aktivitas mental) seperti itu.
Banyak hal lain yang lahir dari konsep-konsep psikologi yang memberikan kontribusi yang besar bagi penyelenggaraan pendidikan seperti: teori tentang tipe-tipe manusia yang dikemukakan oleh Aduard Spranger, (dia menyebut 6 tipe manusia): tipe teori, ekonomi, keindahan atau seni, sosial, konflik, politik, dan relegius.
Beberapa ahli psikologi mengemukakan bahawa hakekat manusia menurut pandangan psikologi menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
a.      Manusia memiliki intelegensi
Manusia memiliki intelegensi yang lebih sempurna dibandingkan dengan hewan sehingga ia dapat memepelajari sesuatu yang baru, menangkap pengertian yang abstrak, dan menghubungkan fakta dan kejadian dalam rangka membuat rencana masa depannya. Dengan kecerdasannya ia dapat mengkoordinasikan antara perilaku dan persaan serta perbuatannya.
Peaget membagi tingkat perkembangan berpikir kognitif kedalam tingkatan sebagai berikut:
·         Jenjang sensorik ( 0 -2 tahun ) yang bersifat eksternal
·         Pre operasional ( 2-6 tahun )
·         Operasional konkret ( 6/7 tahun-11/12 tahun )
·         Jenjang formal (11/12 tahun-18 tahun)
Masa keserasian dibagi dalam 2 fase, yaitu:
(1)   Masa masa kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6-8 tahun. Dalam tingkat ini anak termasuk dikelas I-III
(2)   Masa masa kelas tinggi sekolah dasar, pada usia 9-12 tahun. Jadi masa kelas 4-6 termasuk dalam katagori kelas tinggi.

Tingkat kelas tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Sudah mulai mandiri
b.      Sudah ada tanggung jawab pribadi
c.       Penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain
d.      Sudah menunjukan sikap yang kritis dan rasional

b.      Tiap peserta didik mempunyai kepribadian yang unik (individual defferencess)
Anak dapat memiliki sifat-sifat khas yang tidak dimiliki orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti keturunan, lingkungan dan diri sendiri

c.       Manusia mempunyai daya fleksibilitas
Kelebihan lain yang diimiliki manusia adalah   daya untuk menyesuaikan diri.  dapat bertahan bahkan dapat berkembang walaupun hidup diberbagai kondisi yang berbeda. Fleksibilitas atau kemampuan beradabtasi yang dimiliki manusia ini menyebabkan manusia dapat belajar dalam berbagai cara.

d.      Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial ( sosialitas)
Satu keunikan yang dimiliki manusia adalah dia mempunyai ciri yang disebut sosialitas, yang hidupnya selalu berada dan berfungsi sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian manusia memiliki potensi untuk menjalin hubungan yang efektif dan produktif dengan manusia lainnya.

e.       Manusia memiliki kebutuhan sebagai faktor pendorong atau motivasi dalam segala tindakan atau perbuatannya
Manusia berbuat dan berprilaku dalam termasuk dalam kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh sejauh mana tujuan prilaku yang dilakukannya dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Banyak para ahli mencoba mengklasifikasi berbagai kebutauhan manusia antara lain H.Maslow yang menggolongkan kebutuhan manusia dengan hirarkhi sebagai berikut :
1.      Kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhan akan rasa aman
3.      Kebutuhan akan kasih sayang
4.      Kebutuhan akan penghargaan
5.      Kebutuhan aktualisasi diri
Beberapa kebutuhan dasar lainnya tersebut adalah sebagai berikut :
1.         Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti
2.         Kebutuhan akan estitika

2.      Landasan Pendidikan Sosiologis
Sosiologis menjadi landasan praktek pendidikan memberikan kontribusi bagi ilmu pendidkan yang berkaitan dengan pentingnya kerjasama, persaingan dan konflik dalam proses pendidikan serta eksistensi sekolah sebagai lembaga sosial dan keluarga sebagai salah satu pusat pendidikan.
Proses pendidikan pada dasarnya adalah interaksi sosial antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan antara pendidikan, peserta dan lingkungan. Oleh sebab itu institusi pendidikan pada dasarnya adalah institusi sosial, sehingga proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan kekuatan-kekuatan sosial budaya dimana kegiatan pendidikan itu berlangsung.Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil cipta, karsa dan rasa. Dalam perspektif sosiologis, pendidikan dipandang mengembangkan misi sebagai berikut:
a.      Lembaga pendidikan (termasuk sekolah) sebagai pusat transmisi dan transformasi budaya.
Dalam rangka memainkan peranannya sebagai pusat transmisi dan transformasi budaya inji, maka lembaga pendidikan harus melakukan berbagi kegiatan sebagai berikut:
1.      Pewarisan budaya
2.      Pemeliharaan dan pelestarian budaya
3.      Pengembangan dan pembaharuan budaya
b.      Keluarga sebagai institusi dan sistem sosial yang berpengaruh terhadap pendidikan
Keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuannya seperti kedewasaan peserta didik atau dalam bentuk/wujud konkritnya adalah hasil belajar sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga seperti:
-          Perubahan fungsi keluarga
-          Intensitas hubungan dalam keluarga
-          Komposisi dan ukuran keluarga
-          Strata sosial dan pendidikan keluarga
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam pendidikan, baik konsep, tujuan maupun sistem penyelenggaraannya.
c.       Pendidikan adalah proses sosialisasi
Aktivitas mendidik pada hakekatnya adalah proses interaksi sosial yaitu interaksi antara guru dengan murid, murid dengan guru, guru dengan guru dan murid dengan murid, serta guru-murid dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan harus dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan peserta didik sesuai denngan fungsinya sebagai makhluk sosial dan makhluk individu, yaitu membantu proses sosialisasi dan individualisasi pesertan didik.
d.      Masyarakat memiliki defferensiasi status dan peranan
Masyarakat akan dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya jika setiap individu belajar baik pola tingkah laku umum maupun peranan-peranan yang berbeda-beda. Untuk itu proses sosialisasi harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum kepada semua anggota masyarakat dan pendidikan berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum kepada semua anggota masyarakat dan pendidikan berfungsi untuk menseleksi individu-individu untuk peranan-peranan tertentu. Sehubung dengan fungsi ke dua ini pendidikan mempunyai tugas untuk mengajarkan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta keahlian kepada anggota masyrakat.
Deferensiasi status dan peran dalam masyarakat pada dasarnya adalah manifestasi dari hakekat manusia yang disebut individual defference. Hakekat bahwa tidak ada manusia yang sama persis dalam segala hal meskipun dia kembar siam menuntut penyediaan layanan pendidikan yang memberikan kompetisi yang berbeda.
Proses dan isi pendidikan akan memberi bentuk kepribadian yang tumbuh dan pribadi-pribadi budaya inilah yang akan mennjadi pendukung, pewaris dan penerus kebudayaan dan kepribadian lewat peranan pendidikan dalam kebudayaan. Secara singkat dapat dikatakan kaitan kebudayaan dan kependidikan sebagai berikut:
·         Kebudayaan menjadi kondisi belajar
·         Kebudayaan memiliki daya dorong, daya rangsang terhadap tumbuhnya respon-respon tertentu
·         Kebudayaan memiliki sistem ganjaran dan hukuman terhadap perilaku tertentu sejalan dengan sistem nilai yang berlaku
·         Adanay pengulangan pola perilaku tertentu dalam kebudayaan
3.      Landasan Pendidkan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan. Filsafat mengkaji sesuatu secara tajam dan kritis sampai keakar-akarnya, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsep-konsep mengenai kehidupan dan dunia. Di dalam filsafat pendidikan, peninjauan secara filosofis diterapkan dalam telaahan masalah-masalah pendidikan agar diperoleh pengetahuan yang lebih kritis dan mendasar.
Filsafat dan pendidikan merupakan hal yang tak terpisahkan. Filsafat adalah suatu sistem nilai-nilai, yakni pandangan hidup yang diyakini oleh seseorang yang dianggap sebagai kebenaran. Filsafat mencakup nilai yang dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman perbuatan. Oleh karena itu filsafat adalah pendapat yang sejujur-jujurnya dan sedalam-dalamnya tentang arti hidup bagi seseorang.

4.      Landasan Pendidikan Ilmiah dan Teknologi
Pendidikan dan ipteks mempunyai kaitan yang sangat erat, karena ipteks merupakan salah satu bagian dari isi pengajaran. Jadi pendidikan sangat penting dalam rangka pewarisan atau transmisi ipteks, sementara pendidikan itu sediri menggunakan iptek sebagai media sekaligus isi pendidikan. Ipteks yang selalu berkembang dengan pesat harus diikuti terus oleh pendidikan, sebab kalau tidak maka pendidikan menjadi sangat ketinggalan dengan ipteks yang sudah berkembang dimasyarakat.
5.      Landasan pendidikan kultural
Landasan pendidikan kutural ini berangkat dari asumsi yang mengatakan bahwa ada keterkaitan antara kebudayaan dengan pendidikan.kebudayaan sebagaimana halnya sistem sosial yang berlaku dimasyarakat,merupakan sebuah kondisi yang esensial untuk perkembangan dan kehidupan masyarakat.
Kebudayaan dengan pendidikan memiliki keterkaitan karena kebudayaan menjadi sebuah kondisi belajar, kebudayaan memiliki daya dorong yang kuat, serta memberikan rangsangan tertentu.
6.      Landasan pendidikan religius
Landasan pendidikan ini membuat asumsi-asumsi yang berasal dari aspek religi atau agama. Aspek religi dan agama ini menjadi dasar dalam rangka melaksanakan praktek pendidikan. Serta menjadi studi dalam pendidikan

7.      Landasan pendidikan yuridis
Landasan pendidikan ini membuat asumsi-asumsi yang mengatakan bahwa perangkat peraturan-peraturan yang tercantum dalam perundang-undangan yang berlaku, menjadi dasarnya. Dengan kata lainlandasan pendidikan bersumber dari aturan undang-undang yang berlaku.

D.    Fungsi Dari Pembentukan Landasan Pendidikan

Landasan pendidikan di bentuk dengan menggunakan berbagai sudut pandang seperti filsafat, sosiologis, psikologis, cultural, ilmiah, relegius, serta yuridis sudah tentu memiliki fungsi yang esensial bagi dunia pendidikan kita. Mengingat landasan pendidikan tidak hanya tertuju pada upaya pengembangan keterampilan pendidikan berdassarkan spesialisasi program pendidian saja, tetapi landasan pendidikan juga harus focus kepada pengembangan wawasan pendidikan.
Dunia pendidikan  kita saat ini perl melakukan perbaikan , mengingat masih banyak kebijakan pendidikan yang masih dipandang seakan dipaksakan. Kita bias melihat dari banyak kasus banyaknya praktek kecurangan setiap melaksanakan ujian nasional. Dari sana, kita bisa bercermin bahwa keberhasila pendidikan bukan  dilihat dari seberapa nilai yang diraih oleh siswa, tapi juga didukung oleh landasan pendidikan yang mencakup semua bidang keilmuan dan kehidupan kita
Kita tentunya tidak ingin melihat dunia pendidikan tidak berfungsi. untuk itu, perlu kesadaran dari berbagai pihak yang mendukung terlaksananya sistem pendidikan yang kondusif berdasarkan pada landasan pendidikan yang kuat.    
                                  

E.     Hal Hal Yang Dapat Dijadikan Landasan Pendidikan yang Kuat

Memahami Landasan Pengembangan Kurikulum hal pokok, yakni :
(1). Cita-cita masyarakat, dan
(2). Kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat.
Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku sehari-hari. Hal ini menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan dalam rangka pengembangan kurikulum. Filsafat pendidikan sebagai sumber tujuan. Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam filsafat pendidikan terkandung cita-cita tentang model manusia yang dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta didik. Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan hidup (bioekologi), serta lingkun ... landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak
dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri.  Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. .Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
(Bab IX, Ps.37).
Pengembangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut :
·         Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta didik.
·         Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungankebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan hidup (bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar