Untuk
mendapatkan pendidikan yang kokoh
dan berkualitas harus dimulai dari landasan pendidikan
yang kuat. Pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika landasan
tidak kuat atau tidak utuh.
Landasan
pendidikan ibarat pondasi dasar untuk membangun
pendidikan sesuai kearah yang
dicita-citakan bangsa tentu kita tidak ingin mencetak generasi penerus hanya
dengan berpedoman pada nilai yang dihasilkan saja. Nilai hanya menunjukan
kuantitatif dari hasil pencapaian belajar, tetapi tidak bisa dijadikan sebagai alat ukur
keberhasilan karena kualitas pendidikanlah yang menjadi indikator utama. Jadi, perlu upaya penetapan
landasan pendidikan yang kokoh supaya tujuan
pendidikan bisa tercapai.
Keberlangsungan
Negara kesatuan Indonesia, secara tidak langsung menjadi tanggung jawab para
generasi penerus yang duduk di berbagai tingkatan dan jenjang pendidikan, baik
tingkat dasar maupun jenjang pendidikan tinggi karena merekalah yang akan
menjadi penerus lajunya perkembangan bangsa ini. Oleh karena itu, peningkatan
mutu pendidikan selayaknya dilakukan secara serempak pada setiap sektor dan
komponen serta dilakukan oleh berbagai pihak yang berperan dalam dunia
pendidikan. Akan tetapi bila memperhatikan kemampuan pemerintah dan aspek-aspek
lainnya, peningkatan kualitas pendidikan dengan cara serempak seperti itu
tampaknya sulit dilakukan, kecuali secara berangsur dan memperhatikan skala
prioritas. Misalnya dengan memfokuskan pada jenjang pendidikan dasar.
Dengan tidak mengurangi arti dan
pentingnya jalur dari jenjang pendidikan lain, pendidikan dasar khususnya
sekolah dasar memiliki posisi yang strategis dalam peningkatan kualitas sumber
daya manusia Indonesia. Dikatakan demikian
karena, sekolah dasar merupakan landasan atau pondasi bagi tingkatan
pendidikan selanjutnya. Sekolah dasar yang berkualitas, tentunya akan menjadi
landasan yang kuat bagi tingkatan pendidikan selanjutnya, baik pendidikan
menengah maupun tinggi. Secara khusus peranan pendidikan dasar dirumuskan dalam
peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 bahwa pendidikan
dasar bertujuan meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut ( Syaodih, 2007:2). Oleh karena itu, para siswa perlu di bekali dengan
berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang cukup memadai agar mereka
dapat hidup di tengah-tengah masyarakat secara bermartabat. Pengetahuan,
keterampilan dan sikap tersebut dapat diperoleh melalui aktivitas pembelajaran
yang bermakna maupun aktivitas-aktivitas lainnya, misalnya aktivitas secara
mandiri yakni dengan kegiatan membaca yang dilakukan secara terus menerus. Untuk membentuk landasan pendidikan yang kuat menuju
pendidikan yang berkualitas harus mengetahui :
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan dari
berbagai sudut pandang yaitu:
Ø Pendidikan
berwujud sebagai suatu sistem
Pendidikan dipandang sebagai
keseluruhan gagasan terpadu yang mengatur usaha-usaha sadar untuk membina
seseorang mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
Ø Pendidikan
berwujud sebagai suatu proses
Pendidikan dipandang sebagai
pelaksana usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam rangka mencapai
harkat kemanusiaannya secara utuh.
Ø Pendidikan
berwujud sebagai hasil
Pendidikan dipandang sebagai sesuatu
yang telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah proses pendidikan
berlangsung.
Sedangkan
menurut beberapa para ahli untuk melihat degan jelas apa makna pendidikan dan makna pengajaran sebagai berikut:
1.
Lengeveld
Memberikan bahwa pendidikan adalah
usaha mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan yang bertuju pada
kedewasaan anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup
mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
2.
Dewey
Pengertian yang di ungkapkan Dewey
menekankan bahwa kegiatan pendidikan pada hakikatnya adalah proses pengalaman,
teapi pengalaman ini harus mengarahkan peserta didik kepada pertumbuhan batin,
sehingga dengan pertumbuhan batin ini mereka dapat eksis di tengah-tengah
lingkungannya dengan berbagaia tantangan dan permasalahan yang dihadapi tanpa
harus tergantung pada orang lain.
3.
Crow & Crow
Crow memberiakan batasan pengertian
pendidikan adalah pengalaman yang memberikan pengertian, insight dan
penyesuaian bagi peserta didik sehingga dia dapat berkembang.
B. Unsur-unsur Pendidikan
Keberhasilan dalam melaksanakan proses pendidikan
tidak hanya ditentukan oleh pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan
dalam konteks proses pembelajaran, tetapi juga harus didukung dengan pemahaman
yang mendalam tentang komponen-kompenan atau unsur-unsur pendidikan.
Unsur-unsur
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Unsur
peserta didik
2. Unsur
pendidik
3. Interaksi
(peseta didik dengan pendidik)
4. Materi/isi
pendidikan
5. Lingkungan
1.
PESERTA
DIDIK
Peserta
didik adalah subjek didik, dia bukan hanya sekedar objek pendidikan yang siap
diisi dengan ilmu pengetahuan dari otak guru seperti halnya sebuah botol yang
siap diisi dengan air hingga penuh.
Beberapa
ciri khas seorang peserta didik yang perlu mendapatkan perhatian dan pemahaman yang baik dari seorang peserta didik adalah sebagai
berikut :
a. Individu
yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang
unik
b. Individu
yang sedang berkembang
c. Individu
yang memburuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
Dalam perspektif UU Sisdiknas Nomor
20 tahun 2003, ditegaskan peserta didik mempunyai hak untuk :
a. Mendapatkan
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya masing-masing dan
dianjurkan oleh pendidik yang seagama
b. Mendapatkan
pelayanan pendidikan sesai dengan bakat, minat dan kemampuannya
c. Mendapatkan
beasiswa bagi yang berprestasi
d. Mendapatkan
biaya pendidikan bagi mereka yang tidak mampu
e. Pindah
keprogram pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara
f. Menyelesaikan
program pendidikan sesuai dengan kecepatan
g. Individu
yang memiliki kemampuan untuk mandiri
2.
PENDIDIK
Yang dimaksud dengan pendidik adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan pesrta didik baik dalam arti
pertumbuhan dan perkembangan kognitif, apektif, maupun keterampilan.
Pengertian menurut UU ini tampaknya
membatasi pada pendidik dalam arti sistem persekolahan atau pendidik dalm arti
konsep pembelajaran atau pengajaran. Disisi lain pendidik juga harus memiliki
kewibawaan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Lengeveld mengemukakan ada
3 hal pembentukan kewibawaan, yaitu : kepercayaan(percaya diri sendiri dan
percaya bahwa peserta didik bagaimana pun keadaanya dapat di didik), kasih
sayang yaitu adil dalam kasih sayang terhadap semua peserta didik(tidak ada
anak emas atau sebagainya), kemampuan(yaitu kemampuan pendidik dalam
mengembangkan diri baik menyangkut kemampuan pengusaan materi bahan ajar maupun
kemampuan dalam melaksanakan prosedur dan pendekatan proses pembelajaran).
3.
INTERAKSI
PESERTA DIDIK DENGAN PENDIDIK
Interaksi antara pendidik dengan
peserta didik, merupakan unsur sentral dalam proses pembelajaran. Keberhasilan
interaksi yang baik dalam proses pembelajaran akan menentukan keberhasilan
peserta didik dalam menguasai apa yang diberikan dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu pendidik harus memiliki kemampuaan komunikasi dalam
berinteraksi, ini berarti kemampuan
dalam menggunakan metode komunikasi dengan siswa.
4.
MATERI
/ ISI PENDIDIKAN
Materi
yang akan disampaikan dalam proses pendidikan, sebenarnya adalah pesan yang
akan disampaikan dalam proses komunikasi
dengan peserta didik. Penguasaan yang
mantap terhadap materi yang akan diajarkan akan menumbuhkan hasil percaya diri
pendidik dan menumbuhkan gairah serta minat guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Penguasaan materi menjadi sangat penting dilihat dari beberapa
hal seperti :
1. Tingkat
aktualitas materi
2. Kedalaman
materi dan keluasan materi
3. Keterkaitan
materi dengan berbag ai aspek lainnya
5.
LINGKUNGAN
Lingkungan sangat besar memberikan pengaruh terhadap perkembangan
peserta didik. Lingkungan ini dapat terjadi dilingkungan keluarga,sekolah,
maupun masyarakat. Oleh sebab itu agar terjadi proses pendidikan yang baik
harus dipersiapakan lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya proses
pendidikan.
Pentingnya
faktor lingkungan dalam mempengaruhi pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan pribadi ini juga terungkap dari penjelasan Dolet
Unaradjan (2003) bahwa pertumbuhan dan perkembangan pribadi dimungkinkan oleh
potensi-potensi intern dan kondisi ekstern setiap manusia yaitu lingkungan
manusia yang ada disekitar.
C. Bentuk-bentuk Landasan Pendidikan
Dalam
rangka penyelenggaraan proses kependidikan dimasyarakat, baik itu pendidikan
dalam jalur sekolah (formal) maupun pendidikan diluar sekolah (informal dan non
informal) harus dilandasi oleh suatu pedoman dasar agar proses pendidikan
tersebut tidak salah arah. Pedoman dasar inilah yang kita sebut dengan landasan
pendidikan.
Ada
beberapa landasan pendidikan yang perlu dipertimbangkan dan dijadikan pedoman
dalam menyelenggarakan proses pendidikan, tanpa mempertimbangkan landasan
tersebut dalam praktiknya
dapat menyebabkan hasil pendidikan yang tidak optimal atau bahkan bisa jadi
proses pendidikan tersebut akan gagal mencapai tujuan yang diinginkan. Landasan-landasan
untuk mencapai
pendidikan yang berkualitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Landasan
Pendidikan Psikologis
Psikologis adalah suatu ilmu yang
mempelajari atau mengkaji jiwa, mental manusia dalam wujud tingkah laku ataun
perbuatan, jadi psikologi memiliki objek materi kajiannya adalah manusia
sedangkan objek formal kajiannya adalah perilaku atau tingkah laku. Dalam hal
ini psikologi berusaha menggali apa yang diperbuat (aktivitas fisik) oleh
seseorang dan mengapa ia berbuat (aktivitas mental) seperti itu.
Banyak hal lain yang lahir dari
konsep-konsep psikologi yang memberikan kontribusi yang besar bagi
penyelenggaraan pendidikan seperti: teori tentang tipe-tipe manusia yang
dikemukakan oleh Aduard Spranger, (dia menyebut 6 tipe manusia): tipe teori,
ekonomi, keindahan atau seni, sosial, konflik, politik, dan relegius.
Beberapa ahli psikologi mengemukakan
bahawa hakekat manusia menurut pandangan psikologi menunjukkan karakteristik
sebagai berikut:
a.
Manusia
memiliki intelegensi
Manusia
memiliki intelegensi yang lebih sempurna dibandingkan dengan hewan sehingga ia
dapat memepelajari sesuatu yang baru, menangkap pengertian yang abstrak, dan
menghubungkan fakta dan kejadian dalam rangka membuat rencana masa depannya.
Dengan kecerdasannya ia dapat mengkoordinasikan antara perilaku dan persaan
serta perbuatannya.
Peaget
membagi tingkat perkembangan berpikir kognitif kedalam tingkatan sebagai
berikut:
·
Jenjang sensorik ( 0 -2 tahun ) yang
bersifat eksternal
·
Pre operasional ( 2-6 tahun )
·
Operasional konkret ( 6/7 tahun-11/12
tahun )
·
Jenjang formal (11/12 tahun-18 tahun)
Masa
keserasian dibagi dalam 2 fase, yaitu:
(1) Masa
masa kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6-8 tahun. Dalam tingkat ini anak
termasuk dikelas I-III
(2) Masa
masa kelas tinggi sekolah dasar, pada usia 9-12 tahun. Jadi masa kelas 4-6
termasuk dalam katagori kelas tinggi.
Tingkat kelas tinggi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sudah
mulai mandiri
b. Sudah
ada tanggung jawab pribadi
c. Penilaian
terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga
dilihat dari diri orang lain
d. Sudah
menunjukan sikap yang kritis dan rasional
b.
Tiap
peserta didik mempunyai kepribadian yang unik (individual defferencess)
Anak dapat memiliki
sifat-sifat khas yang tidak dimiliki orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai hal seperti keturunan, lingkungan dan diri sendiri
c.
Manusia
mempunyai daya fleksibilitas
Kelebihan lain yang
diimiliki manusia adalah daya untuk
menyesuaikan diri. dapat bertahan bahkan
dapat berkembang walaupun hidup diberbagai kondisi yang berbeda. Fleksibilitas
atau kemampuan beradabtasi yang dimiliki manusia ini menyebabkan manusia dapat
belajar dalam berbagai cara.
d.
Manusia
pada dasarnya adalah makhluk sosial ( sosialitas)
Satu keunikan yang
dimiliki manusia adalah dia mempunyai ciri yang disebut sosialitas, yang
hidupnya selalu berada dan berfungsi sebagai anggota masyarakat. Dengan
demikian manusia memiliki potensi untuk menjalin hubungan yang efektif dan
produktif dengan manusia lainnya.
e.
Manusia
memiliki kebutuhan sebagai faktor pendorong atau motivasi dalam segala tindakan
atau perbuatannya
Manusia berbuat dan
berprilaku dalam termasuk dalam kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh sejauh
mana tujuan prilaku yang dilakukannya dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Banyak
para ahli mencoba mengklasifikasi berbagai kebutauhan manusia antara lain
H.Maslow yang menggolongkan kebutuhan manusia dengan hirarkhi sebagai berikut :
1. Kebutuhan
fisiologis
2. Kebutuhan
akan rasa aman
3. Kebutuhan
akan kasih sayang
4. Kebutuhan
akan penghargaan
5. Kebutuhan
aktualisasi diri
Beberapa kebutuhan dasar lainnya
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti
2.
Kebutuhan akan estitika
2. Landasan
Pendidikan Sosiologis
Sosiologis menjadi landasan praktek
pendidikan memberikan kontribusi bagi ilmu pendidkan yang berkaitan dengan
pentingnya kerjasama, persaingan dan konflik dalam proses pendidikan serta
eksistensi sekolah sebagai lembaga sosial dan keluarga sebagai salah satu pusat
pendidikan.
Proses pendidikan pada dasarnya
adalah interaksi sosial antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik
dengan peserta didik dan antara pendidikan, peserta dan lingkungan. Oleh sebab
itu institusi pendidikan pada dasarnya adalah institusi sosial, sehingga proses
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan
kekuatan-kekuatan sosial budaya dimana kegiatan pendidikan itu berlangsung.Kebudayaan
pada dasarnya adalah hasil cipta, karsa dan rasa. Dalam perspektif sosiologis, pendidikan dipandang mengembangkan misi sebagai berikut:
a.
Lembaga pendidikan (termasuk
sekolah) sebagai pusat transmisi dan transformasi budaya.
Dalam rangka memainkan peranannya sebagai pusat
transmisi dan transformasi budaya inji, maka lembaga pendidikan harus melakukan
berbagi kegiatan sebagai berikut:
1. Pewarisan
budaya
2. Pemeliharaan
dan pelestarian budaya
3. Pengembangan
dan pembaharuan budaya
b. Keluarga
sebagai institusi dan sistem sosial yang berpengaruh terhadap pendidikan
Keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuannya
seperti kedewasaan peserta didik atau dalam bentuk/wujud konkritnya adalah
hasil belajar sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga seperti:
-
Perubahan fungsi keluarga
-
Intensitas hubungan dalam keluarga
-
Komposisi dan ukuran keluarga
-
Strata sosial dan pendidikan keluarga
Perubahan
yang terjadi dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat akan
menyebabkan terjadinya perubahan dalam pendidikan, baik konsep, tujuan maupun
sistem penyelenggaraannya.
c. Pendidikan
adalah proses sosialisasi
Aktivitas mendidik pada hakekatnya adalah proses
interaksi sosial yaitu interaksi antara guru dengan murid, murid dengan guru,
guru dengan guru dan murid dengan murid, serta guru-murid dan lingkungan. Hal
ini menunjukkan bahwa pendidikan harus dapat membantu perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik sesuai denngan fungsinya sebagai makhluk sosial dan
makhluk individu, yaitu membantu proses sosialisasi dan individualisasi
pesertan didik.
d. Masyarakat
memiliki defferensiasi status dan peranan
Masyarakat akan dapat berfungsi dengan
sebaik-baiknya jika setiap individu belajar baik pola tingkah laku umum maupun
peranan-peranan yang berbeda-beda. Untuk itu proses sosialisasi harus berfungsi
untuk mengajarkan tingkah laku umum kepada semua anggota masyarakat dan
pendidikan berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum kepada semua anggota
masyarakat dan pendidikan berfungsi untuk menseleksi individu-individu untuk
peranan-peranan tertentu. Sehubung dengan fungsi ke dua ini pendidikan
mempunyai tugas untuk mengajarkan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta
keahlian kepada anggota masyrakat.
Deferensiasi status dan peran dalam masyarakat pada
dasarnya adalah manifestasi dari hakekat manusia yang disebut individual
defference. Hakekat bahwa tidak ada manusia yang sama persis dalam segala hal
meskipun dia kembar siam menuntut penyediaan layanan pendidikan yang memberikan
kompetisi yang berbeda.
Proses dan isi pendidikan akan memberi bentuk
kepribadian yang tumbuh dan pribadi-pribadi budaya inilah yang akan mennjadi
pendukung, pewaris dan penerus kebudayaan dan kepribadian lewat peranan
pendidikan dalam kebudayaan. Secara singkat dapat dikatakan kaitan kebudayaan
dan kependidikan sebagai berikut:
·
Kebudayaan menjadi kondisi belajar
·
Kebudayaan memiliki daya dorong, daya
rangsang terhadap tumbuhnya respon-respon tertentu
·
Kebudayaan memiliki sistem ganjaran dan
hukuman terhadap perilaku tertentu sejalan dengan sistem nilai yang berlaku
·
Adanay pengulangan pola perilaku
tertentu dalam kebudayaan
3. Landasan
Pendidkan Filosofis
Landasan filosofis merupakan
landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan. Filsafat mengkaji
sesuatu secara tajam dan kritis sampai keakar-akarnya, menyeluruh dan
konseptual yang menghasilkan konsep-konsep mengenai kehidupan dan dunia. Di
dalam filsafat pendidikan, peninjauan secara filosofis diterapkan dalam
telaahan masalah-masalah pendidikan agar diperoleh pengetahuan yang lebih
kritis dan mendasar.
Filsafat dan pendidikan merupakan
hal yang tak terpisahkan. Filsafat adalah suatu sistem nilai-nilai, yakni
pandangan hidup yang diyakini oleh seseorang yang dianggap sebagai kebenaran.
Filsafat mencakup nilai yang dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman perbuatan.
Oleh karena itu filsafat adalah pendapat yang sejujur-jujurnya dan
sedalam-dalamnya tentang arti hidup bagi seseorang.
4. Landasan
Pendidikan Ilmiah dan Teknologi
Pendidikan dan ipteks mempunyai
kaitan yang sangat erat, karena ipteks merupakan salah satu bagian dari isi
pengajaran. Jadi pendidikan sangat penting dalam rangka pewarisan atau
transmisi ipteks, sementara pendidikan itu sediri menggunakan iptek sebagai
media sekaligus isi pendidikan. Ipteks yang selalu berkembang dengan pesat
harus diikuti terus oleh pendidikan, sebab kalau tidak maka pendidikan menjadi
sangat ketinggalan dengan ipteks yang sudah berkembang dimasyarakat.
5. Landasan
pendidikan kultural
Landasan pendidikan kutural ini berangkat dari asumsi
yang mengatakan bahwa ada keterkaitan antara kebudayaan dengan
pendidikan.kebudayaan sebagaimana halnya sistem sosial yang berlaku
dimasyarakat,merupakan sebuah kondisi yang esensial untuk perkembangan dan
kehidupan masyarakat.
Kebudayaan dengan pendidikan memiliki keterkaitan karena
kebudayaan menjadi sebuah kondisi belajar, kebudayaan memiliki daya dorong yang
kuat, serta memberikan rangsangan tertentu.
6. Landasan pendidikan religius
Landasan
pendidikan ini membuat asumsi-asumsi yang berasal dari aspek religi atau agama.
Aspek religi dan agama ini menjadi dasar dalam rangka melaksanakan praktek
pendidikan. Serta menjadi studi dalam pendidikan
7. Landasan pendidikan yuridis
Landasan
pendidikan ini membuat asumsi-asumsi yang mengatakan bahwa perangkat
peraturan-peraturan yang tercantum dalam perundang-undangan yang berlaku,
menjadi dasarnya. Dengan kata lainlandasan pendidikan bersumber dari aturan
undang-undang yang berlaku.
D. Fungsi Dari Pembentukan Landasan Pendidikan
Landasan
pendidikan di bentuk dengan menggunakan berbagai sudut pandang seperti
filsafat, sosiologis, psikologis, cultural, ilmiah, relegius, serta yuridis
sudah tentu memiliki fungsi yang esensial bagi dunia pendidikan kita. Mengingat
landasan pendidikan tidak hanya tertuju pada upaya pengembangan keterampilan
pendidikan berdassarkan spesialisasi program pendidian saja, tetapi landasan
pendidikan juga harus focus kepada pengembangan wawasan pendidikan.
Dunia
pendidikan kita saat ini perl melakukan
perbaikan , mengingat masih banyak kebijakan pendidikan yang masih dipandang
seakan dipaksakan. Kita bias melihat dari banyak kasus banyaknya praktek
kecurangan setiap melaksanakan ujian nasional. Dari sana, kita bisa bercermin
bahwa keberhasila pendidikan bukan
dilihat dari seberapa nilai yang diraih oleh siswa, tapi juga didukung
oleh landasan pendidikan yang mencakup semua bidang keilmuan dan kehidupan kita
Kita tentunya
tidak ingin melihat dunia pendidikan tidak berfungsi. untuk itu, perlu
kesadaran dari berbagai pihak yang mendukung terlaksananya sistem pendidikan
yang kondusif berdasarkan pada landasan pendidikan yang kuat.
E. Hal Hal Yang Dapat Dijadikan Landasan Pendidikan yang Kuat
Memahami
Landasan Pengembangan Kurikulum hal pokok, yakni :
(1). Cita-cita masyarakat, dan
(2). Kebutuhan peserta didik yang hidup
di masyarakat.
Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam
perilaku sehari-hari. Hal ini
menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai
landasan dalam rangka
pengembangan kurikulum. Filsafat pendidikan
sebagai sumber tujuan. Filsafat pendidikan
mengandung nilai-nilai atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam filsafat pendidikan terkandung cita-cita tentang
model manusia yang dapat dilakukan
secara sembarangan.
Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan
yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan
kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang
kuat dapat berakibat fatal
terhadap kegagalan pendidikan itu
sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan
kurikulum suatu satuan pendidikan.
Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita. Perkembangan peserta
didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta didik. Keadaan
lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal),
lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan
hidup (bioekologi), serta lingkun ... landasan-landasan
yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang
tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat
berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan
itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap
kegagalan proses pengembangan manusia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional
dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan pendidikan
dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak
dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum
membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap
kegagalan pendidikan itu
sendiri. Kurikulum
merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh
kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan
manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum
membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. .Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap
perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan.
(Bab IX, Ps.37).
Pengembangan
kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut :
·
Tujuan filsafat dan
pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang
pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.Sosial budaya
dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada
karekteristik perkembangan peserta didik.
·
Keadaan lingkungan, yang
dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal),
lingkungankebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan hidup
(bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan
pembangunan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar